Medan//Matapersindonesia.com -- Acara silaturahmi antara Gubernur Sumatera Utara Bobby Afif Nasution dengan para Pemimpin Redaksi (Pemred) yang digelar Senin (25/8/2025) di Aula Tengku Rizal Nurdin Medan, diduga tidak inklusif.
Pasalnya, undangan resmi dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumatera Utara diduga hanya mencatat 106 Pemred dari media cetak, online, dan elektronik serta wadah Media.
Keterbatasan jumlah undangan tersebut memunculkan kritik, ditengah sorotan publik pasca operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap mantan Kadis PUPR Sumatera Utara, Topan Ginting, langkah Kominfo Sumut itu dinilai memperkuat dugaan adanya perlakuan yang diskriminatif terhadap media.
Pemred GeberNews.com, Dodi Rikardo Sembiring, S.Sos, menyampaikan keberatannya dalam wawancara Minggu malam (24/8/2025).
“Kalau bicara silaturahmi, seharusnya semua media bisa dirangkul. Di Sumut ini ada ratusan media, bukan hanya 104. Jangan sampai muncul kesan pemerintah hanya dekat dengan media tertentu,” ujar Dodi.
Ia menilai pembatasan undangan justru menimbulkan persepsi yang kurang baik, baik di kalangan insan pers maupun masyarakat.
“Publik pasti bertanya-tanya mengapa harus dibatasi. Media adalah mitra strategis pemerintah, bukan sekedar yang dianggap nyaman. Kalau ingin terbuka, mestinya undangan jangan eksklusif,” katanya menegaskan.
Menurut Dodi, pada situasi politik dan hukum yang sedang memanas, komunikasi pemerintah dengan media semestinya lebih terbuka dan merangkul semua pihak.
“Silaturahmi jangan dijadikan sekadar panggung pencitraan. Ini harus menjadi ruang keterbukaan. Kalau media dipilih-pilih, sama artinya menutup mata terhadap kenyataan bahwa pers adalah kekuatan publik yang independen,” pungkasnya.
Terakhir dari Perwakilan Media Mata Pers Indonesia merasa sangat kecewa akibat pihak kominfo Prov Sumatera Utara bersikap tebang pilh, “kami ini bukan media abal-abal dan berbadan hukum PT yang terdaftar di Kumham, bahakn kami bekerja sama dengan Promedia Tehnologi Indonesia yang juga ada kerjasama dengan Istana Merdeka dan sekretaris Kebinet dijakarta,” tegas Novrizal.
Dari keterangan Piket yang jaga pintu gerbang rumah Dinas Gubernur Sumut menerangkan," ini khusus yang di undang boleh masuk, ada sekitar 106 yang di undang, dan yang tidak di undang silahkan menunggu di luar, ujarnya penjaga piket